Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang teori belajar behaviorisme, maka artikel ini cocok untuk Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang pengertian behaviorisme, contoh teori belajar behaviorisme, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Behaviorisme
Behaviorisme adalah teori psikologi yang mengatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan luar. Dalam behaviorisme, proses pemikiran dan emosi tidak dianggap penting karena tidak dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu, behaviorisme lebih fokus pada perilaku yang bisa diamati dan diukur.
Menurut behaviorisme, manusia lahir dengan perilaku yang kosong dan kemudian dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Lingkungan ini dapat berupa stimulus eksternal seperti suara, cahaya, dan bau, atau stimulus internal seperti perasaan lapar atau rasa takut.
Dalam behaviorisme, terdapat dua jenis teori belajar, yaitu belajar klasik dan belajar operant. Mari kita bahas lebih lanjut tentang kedua jenis teori belajar tersebut.
Belajar Klasik
Belajar klasik adalah jenis teori belajar yang pertama kali diperkenalkan oleh Ivan Pavlov pada tahun 1890-an. Pavlov adalah seorang ahli fisiologi yang melakukan penelitian tentang siklus pencernaan anjing. Dalam penelitiannya, Pavlov menemukan bahwa anjing dapat belajar untuk merespons suara lonceng yang berbunyi ketika makanan diberikan.
Belajar klasik terjadi ketika suatu stimulus yang tidak memiliki arti (netral) dikaitkan dengan stimulus yang memiliki arti (tidak netral). Dalam contoh Pavlov, lonceng adalah stimulus netral dan makanan adalah stimulus tidak netral.
Dalam belajar klasik, jika stimulus netral dikaitkan dengan stimulus tidak netral, maka pada akhirnya stimulus netral akan menghasilkan respon yang sama seperti stimulus tidak netral. Ini disebut sebagai respon terkondisi.
Belajar Operant
Belajar operant adalah jenis teori belajar yang dikembangkan oleh B.F. Skinner pada tahun 1930-an. Skinner adalah seorang psikolog yang melakukan penelitian tentang cara hewan belajar melalui pengaruh lingkungan.
Dalam belajar operant, perilaku dipengaruhi oleh konsekuensi yang dihasilkan dari perilaku tersebut. Jika suatu perilaku menghasilkan konsekuensi yang menyenangkan, maka kemungkinan perilaku tersebut akan terulang lagi di masa depan. Sebaliknya, jika suatu perilaku menghasilkan konsekuensi yang tidak menyenangkan, maka kemungkinan perilaku tersebut tidak akan terulang lagi di masa depan.
Salah satu contoh penerapan belajar operant adalah ketika seseorang memberikan pujian kepada anak-anaknya yang melakukan sesuatu yang baik. Dengan memberikan pujian, anak-anak tersebut merasa senang dan kemungkinan besar akan melakukan perilaku yang sama di masa depan untuk mendapatkan pujian yang sama.
Penerapan Teori Belajar Behaviorisme dalam Kehidupan Sehari-hari
Teori belajar behaviorisme dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu meningkatkan kualitas hidup. Berikut adalah beberapa contoh penerapan teori belajar behaviorisme dalam kehidupan sehari-hari:
1. Dalam Pendidikan
Di dalam dunia pendidikan, teori belajar behaviorisme dapat diterapkan untuk membantu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Guru dapat memberikan hadiah atau penghargaan kepada siswa yang melakukan perilaku yang baik seperti mengerjakan tugas dengan baik atau membantu teman sekelas. Hal ini dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan perilaku yang sama di masa depan.
Sebaliknya, guru juga dapat memberikan hukuman kepada siswa yang melakukan perilaku yang buruk seperti tidak mengikuti aturan atau mengganggu teman sekelas. Dengan memberikan hukuman, siswa akan merasa tidak nyaman dan kemungkinan besar akan menghindari perilaku yang sama di masa depan.
2. Dalam Olahraga
Dalam olahraga, teori belajar behaviorisme dapat diterapkan untuk membantu meningkatkan kualitas latihan dan performa atlet. Pelatih dapat memberikan pujian atau hadiah kepada atlet yang melakukan latihan dengan baik atau mencapai hasil yang baik dalam pertandingan. Hal ini dapat memberikan motivasi kepada atlet untuk melakukan latihan yang lebih baik di masa depan.
Sebaliknya, pelatih juga dapat memberikan kritik atau hukuman kepada atlet yang tidak melakukan latihan dengan baik atau tidak mencapai hasil yang diharapkan dalam pertandingan. Dengan memberikan kritik atau hukuman, atlet akan merasa tidak nyaman dan kemungkinan besar akan mencoba untuk melakukan latihan yang lebih baik di masa depan.
3. Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Di dalam dunia bisnis, teori belajar behaviorisme dapat diterapkan untuk membantu meningkatkan kinerja karyawan. Manajer dapat memberikan penghargaan atau bonus kepada karyawan yang mencapai target atau melakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini dapat memberikan motivasi kepada karyawan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik di masa depan.
Sebaliknya, manajer juga dapat memberikan kritik atau hukuman kepada karyawan yang tidak mencapai target atau melakukan pekerjaan dengan buruk. Dengan memberikan kritik atau hukuman, karyawan akan merasa tidak nyaman dan kemungkinan besar akan mencoba untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik di masa depan.
Kesimpulan
Teori belajar behaviorisme adalah teori psikologi yang mengatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan luar. Dalam behaviorisme, terdapat dua jenis teori belajar, yaitu belajar klasik dan belajar operant.
Teori belajar behaviorisme dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu meningkatkan kualitas hidup. Dalam pendidikan, olahraga, dan manajemen sumber daya manusia, teori belajar behaviorisme dapat digunakan untuk memotivasi orang untuk melakukan perilaku yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan.